Mereview Film Naga Bonar



Review Film Naga Bonar



NAGA BONAR menceritakan tentang kisah pencopet di Medan yang sering keluar masuk penjara Jepang bernama Naga Bonar (Deddy Mizwar). Ia memiliki sahabat bernama Bujang (Afrizal Anoda). Sepulang dari penjara, kawan Naga Bonar mengambarkan tentang kemerdekaan Indonesia yang sudah di proklamirkan di Jakarta. Sementara di Medan yang belum sempat dimerdekakan masih harus berjuang mengusir Belanda yang memasuki wilayah Indonesia untuk berkuasa lagi. Berbagai masalah harus dihadapi oleh Naga Bonar,termasuk Dokter Zulbi yang pernah menolong Naga Bonar yang isukan adalah mata-mata Belanda. Naga Bonar kemudian menjadi tentara garis depan dalam perlawanan Belanda, namun setelah beberapa saat, ia harus mundur karena masyarakat akan melakukan jalan perundingan dengan Beland. Perundingan tersebut menghasilkan pasukan yang harus pindah dari desa ke markas. Mulai dari peristiwa tersebut juga Naga Bonar mulai tertaik dengan putri Dokter Zulbi. Kirana (Nurul Arifin). Karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta, ia menunjuk sembarang tempat sebagai tempat wilayah tentaranya, Parit Buntar, yang ternyata tempat tersebut sudah diduduki oleh Belanda. Sehari setelah itu, Bujang yang menggunakan baju perang Naga Bonar pergi ke Parit Bundar untuk melaan Belanda. Namun naas, Bujang akhirnya meninggal dunia. Karena mengira Naga Bonar sudah mati, Belanda lengah ketika Naga Bonar yang asli datang menyerang. Dan akhirnya pasukan Naga Bonar menang. 

Opini : 
Film ini merupakan salah satu karya besar dari sutradara MT Risyaf. Film ini Menurut saya, sangat memberikan aspirasi banyak pelajaran berharga, dengan diwarnai penuh kelucuan dari berbagai aktor. Dengan hadirnya film Naga Bonar tujuan untuk mengembalikan nasionalisme bangsa Indonesia. Ternyata dengan melihat keadaan sekarang, ada yang salah dengan perjalanan nasionalisme bangsa, rasa senasib seperti semasa pergerakan dan kemerdekaan kini kian menipis, persatuan nasional yang dibangun dengan susah payah dalam perkembangannya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Jika dibanyangkan masa depan bangsa Indonesia tanpa nasionalisme tentunya Indonesia “ibarat tubuh tanpa roh”. Disamping itu juga hadirnya film Naga Bonar ini menjadi bentuk refleksi terhadap kondisi perfilman nasional yang kurang memberikan nilai pendidikan dan nilai moral bagi kalangan masyarakat, dan dengan adanya film ini bisa membangkitkan lagi semangat bangsa ini dan memberikan nilai tambah atas pencerdasan bangsa Indonesia.






Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Multiplexer dengan Demultiplexer dan juga Decoder dengan Encoder

Ini Dia Solusi Permasalahan Keuangan Keluarga !!